Select Page

There’s nothing you can do that can’t be done.
Nothing you can sing that can’t be sung.
Nothing you can say but you can learn how to play the game.
It’s easy.


ada cerita tentang seorang anak yang amat menyukai selimut birunya. kemanapun dia selalu membawa benda kesayangannya itu, bahkan sampai ke sekolah. dia tak rela jika selimut birunya itu diambil oleh orang lain. jika ada yang mengambil selimutnya itu, maka si anak akan berteriak dan menangis tanpa henti sampai selimut birunya dikembalikan.

selain itu, ternyata si anak juga menggunakan selimut biru itu sebagai ‘gerbang’ baginya agar dia dapat bertemu dengan empat teman khayalannya. dua orang anak puteri, satu naga, dan puteri.ketika ingin berbicara dengan teman khayalannya itu, maka si anak akan menutup mukanya dengan seliut biru tersebut, dan diapun akan mulai berbicara seolah-olah teman khayalannya itu nyata dan ada.

orang tua dari si anak ini tentu merasa khawatir. sang ayah yang sibuk berusaha untuk melepaskan ketergantungan si anak terhadap selimut birunya itu. karena kesibukannya, sang ayah yang tidak sempat bermain dengan anaknya, akhirnya membiarkan anaknya untuk tetap membawa selimut biru kesayangannya kemanapun dia pergi. karena sang ayah berpikir, selimut biru itu mampu membuat anaknya terhibur dan tidak mengganggu dirinya yang tetap sibuk walau telah berada di rumah.

hingga suatu ketika, sang anak harus pergi ke kantor tempat ayahnya bekerja. si anak memperhatikan bagaimana ayahnya bekerja super sibuk. rapat ini, bertemu dengan orang itu, kesini, dan ke sana. si anak mulai merasa bosan karena ditinggal ayahnya bekerja. maka dia pun bermain di dalam ruangan ayahnya. dia menggambar banyak hal di atas kertas kerja ayahnya. mewarnai, menggunting, menulis, semua hal yang bisa dilakukan oleh seorang anak SD. si anak merasa senang. tapi yang dia tidak tahu, ternyata kertas yang dia gunakan untuk berkreasi itu adalah sebuah dokumen penting yang akan digunakan ayahnya untuk rapat siang nanti.

ketika siang menjelang dan sang ayah hendak menggunakan dokumen penting itu, betapa terkejut ia karena ternyata kertas kerjanya telah dicoratcoret dan bolong-bolong. tulisan yang ada di dalam dokumen itu hampir tidak bisa terbaca. kertas-kertas itu kini berwarna-warni dan bolong-bolong. sang ayah pasrah. sang ayah stress karena dia tetap harus presentasi di depan kliennya.

karena sudah tidak ada waktu untuk merestorasi dokumen itu, ditambah tekanan persaingan dari rekan sekantornya, maka si ayah mempresentasikan apa yang ada. ketika di dokumen itu dia lihat gambar pesawat dan burung yang berciuman, maka dia mengatakan bahwa seharusnya dua perusahaan harus bekerja sama. ketika si anak membubuhkan lem warna-warni, maka sang ayah mengatakan bahwa saham suatu perusahaan harus dibeli. dan seterusnya, hingga semua lembar dari dokumen itu terpresentasikan. betapa sangat tidak masuk akal.

setelah presentasi, sang ayah terlihat sangat frustasi. dia pasrah, lunglai, dan bersiap untuk menerima hasil yang terburuk:dipecat dari perusahaan yang sangat dia idam-idamkan sejak dulu. tak berapa lama, sang ayah dipanggil ke dalam ruang atasannya. yang ada di benak sang ayah adalah dia akan segera dipecat.

-to be continued-