dalam sisa malam,
meski terlihat begitu banyak lelah dan tekuk di wajah,
dia merasa begitu…tersenyum…
dia yang merindu
dia yang begitu mrasa begitu bodoh dengan segala perbuatannya
dia yang tak kuasa meski berpulsa..
.
sementara yang lain mrasa begitu ringannya bercerita,
dia berkelana dalam kepalanya sendiri,
masuk kedalam lubang kecil,
membungkukkan badan,
mencari cahaya,
dan melihat sumber suara itu..
.
‘kangen’ katanya..
‘ya, aku juga’ balas dari seberang sana dalam hati
‘aku sayang kamu’ dengan penuh harap mendapat respon yang sama
‘ya, semoga itu yang terbaik dan tetap bertahan…’
suara itu hilang sebelum kalimat itu selesai
.
membelahmalam
beberapa menit
kata dan suara..
tak cukup, katanya.
(kapankah akan cukup?)
.
surat itu terkirim
meski pagi masih terlalu buta,
dia mengirimnya dengan penuh rasa.
‘ini mungkin tak akan dibalas’
‘terbaca dan tersenyu, itu harapku,
‘karena kau tau, bibit ini butuh air agar dapat tetap hidup, terus bertumbuh, dan berkembang agar dapat menjadi sayap di pundakku dan pundakmu, dan kita kan terbang menuju yang Satu,bersama’
dia berdoa dalam shalat malamnya,
mematikan komputernya,
dan tertidur…
‘amin, ya Rabb..’
.
sky of art
200309.hari5