Select Page

Bismillah…

mencoba untuk berbagi tentang topik sedekah..
mungkin saya tak pantas untuk membeicarakan tentang sedekah dari sisi ilmu agama. Ilmu saya belum cukup banyak. Jadi izinkan saya untuk berbagi tentang sedekah dari sisi pengalaman pribadi saya 🙂

Sedikit yang saya tau tentang sedekah dari sisi agama Islam. Saya hanya tau bahwa Allah akan membalas setiap sedekah yang kita keluarkan. Harta yang kita sedekahkan tidak akan habis, justru akan bertambah. Sedekah adalah salah satu ‘transaksi jual beli’ dengan Allah yang pasti akan menguntungkan kita. Sedekah juga bisa menghambat bencana. Sedekah justru akan bisa membuka pintu rizki kita. Satu lagi, selalu terdapat hak bagi orang lain dari setiap harta yang dititipkan kepada kita. Itu yang saya tau dan saya yakini.

Iman berarti meyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dilakukan dengan perbuatan. Saya beragama Islam. Tentu saya mengimani semua yang Allah ucapkan dalam Al Qur’an dan semua hadits Rasul SAW. Keimanan ini ada tingkatan-tingkatannya setau saya. Kita juga tidak dipaksakan untuk beribadah ‘seintens’ Rasul SAW. Beribadahlah semampu kita. Termasuk mengenai sedekah.

Saya kerja belum sampai satu tahun. Masuk Februari 2012 lalu. Dengan pemasukan yang sudah diperkirakan berapa setiap bulannya, saya mempunyai cita-cita dari sejak sebelum lulus kuliah: Rutinkan sedekah, berapapun penghasilan yang diterima, dan itu besarnya adalah minimal 20% dari pemasukan yang saya terima. Maka dari sejak gaji pertama yang saya terima, eh, gaji kedua sih (Karena gaji pertama masih setengah :D), saya mulai merutinkan untuk bersedekah. Alhamdulillah sampai sekarang masih terlaksana.

Implikasinya?
Saya yakin Allah pasti akan membalas berupa apapun bentuknya. Salah satu yang amat saya rasakan adalah ketenangan hati. Lowong aja rasanya hati ini. Serasa gak ada beban kalo-kalo harta yang saya konsumsi adalah hak orang lain. Balasan lainnya adalah, dan saya baru menyadarinya beberapa bulan yg lalu, alhamdulillah saya tidak diterima bekerja di FFI. Loh? kenapa gak diterima kerja di FFI malah alhamdulillah dan merasa itu adalah ‘balasan’ dari sedekah? Iya, saya harus mensyukurinya dan meyakini bahwa dengan gak diterimanya saya di FFI merupakan ‘balasan’ dari Allah atas sedekah saya. FFI itu lokasi pabriknya di Pasar Rebo. Jauh deh dari bekasi. Saya sudah membayangkan kalo bekerja disana, saya harus bolak-balik naik bis atau motor. Bis itu berarti macet dan ngongkos. Motor itu berarti ngeluarin bensin yang gak sedikit dan macet. Atau kalo gak bolak-balik, saya harus ngekos di daerah sekitar itu. bisa-bisa 300-400ribu sebulan. Belom termasuk uang makan. Waktu itu gaji awalnya adalah 2,7 jutaan. Kalo diitung-itung, setelah dikurangin uang ongkos dan atau biaya hidup kalo ngekos, pendapatan bersih saya mungkin sekitar 1 jutaan. Well, itu sebenernya cukup. But you know what? Di tempat kerja yang sekarang justru saya bisa dapet lebih dari itu. Lokasi kerja yang cuma berjarak 15 menit dari rumah pake motor. Ongkos cuma uang pertamax 20ribu untuk seminggu. Tempat tinggal di rumah sendiri. Gaji? Alham dulillah lebih besar dari pada yang di FFI. Bisa nabung lebih banyak. Bisa sedekah lebih banyak juga. Alhamdulillah….

Kemudian yang lebih menarik lagi yang berhubungan dengan sedekah, selain balasan yang tidak disadari seperti yang saya sebutkan di atas, juga ada balasan ‘tunai’nya. Di surat Al Baqarah ayat 261 Allah berfirman:

2:261

yang artinya:


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Yup, orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, insyaAllah pasti akan dibalas dengan berlipat ganda bagi siapa yang dikehendaki Allah. Besarnya berapa, itu rahasia Allah. Mungkin di dunia qt misalnya dibalas dengan 2x dari jumlah harta yang kita sedekahkan. Tapi di akhirat, siapa yang tau kan Allah membalasnya berapa kali? InsyaAllah bisa sampe 700 kali lipat sesuai dengan ayat di atas.

Balik lagi ke balasan ‘tunai’, saya sendiri alhamdulillah pernah mengalaminya sendiri. Ada suatu hajat yang ingin saya lakukan dan itu butuh dana yang tidak sedikit. Saya sudah menabung, dan saya sudah bekerja untuk menjemput rizki Allah. Setelah dihitung-hitung, jumlah uang yang saya hitung masih kurang untuk melakukan hajat yang saya rencanakan. Kemudia saya yakin akan ayat Allah yang sudah saya sebutkan, bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah akan dibalas berlipat. Saya yakini dalam hati ayat itu dalam-dalam. Saya yakin sedekah saya akan dibalas berlipat oleh Allah. InsyaAllah sedekah saya akan membukakan pintu rizki saya yang lain, agar saya dapat memenuhi kebutuhan dana untuk hajat dan niat baik saya. Bersedekah lebih lah saya. Di sore hari saya menyedekahkan sejumlah uang ke beberapa lembaga sambil meyakini akan dibalas oleh Allah. Sedikit terlintas keraguan dalam pikiran saya: “Mau dapet uang dari mana lagi ya? Kan gaji segitu-segitu aja..” Tapi saya singkirkan keraguan itu. Terlebih saat itu adalah bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Dengan basmalah sambil memantapkan hati, saya langsung sedekahkan sejumlah uang yang saya punya.

Segala puji hanya milik Allah. Beberapa hari kemudian rizki yang tak terduga datang. Gak tanggung-tanggung, Allah membalas kurang lebih 10x dari jumlah uang yang saya sedekahkan beberapa hari sebelumnya. Maha Kaya Allah… Allah benar-benar akan memberi rizkinya dari arah yang gak akan kita duga sebelumnya. Allah akan menepati janji-Nya, dalam hal ini untuk membalas harta hamba-Nya yang dinafkahkan di jalan-Nya. Bahkan bukan hanya sekali itu saja. Masih dengan niat untuk memenuhi hajat dan niat baik saya, saya terus menyedekahkan uang yang saya miliki. Kali ini udah gak pake aturan 20% lagi. Saya sedekahkan uang yang saya punya sebanyak yang saya bisa, setelah dikurangi biaya saya + orang tua untuk hidup. THR? Semua saya sedekahkan. Karena saya anggap itu adalah rizki yang berlebih, dan tanpa itu saya dan orang tua saya masih bisa hidup. Alhamdulillah, rizki dan kemudahan Allah berikan secara bertubi-tubi dari arah dan cara yang sama sekali tidak saya duga-duga.

Allah menyuruh kita untuk beribadah dengan berbagai cara. Dengan harta kitapun kita bisa beribadah. Saya, selain beribadah wajib sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah, saya berniat untuk meningkatkan kualitas diri dengan menambah cara beribadah lagi, yaitu dengan harta yang dititipkan kepada saya. Meski masih seadanya, insyaAllah akan bermanfaat bagi saya sendiri, bagi orang lain, dan akan tetap bernilai ibadah. Dan yang namanya ibadah pasti akan ada cobaannya. Keengganan untuk mengeluarkan harta untuk disedekahkan, niat yang salah, atau menyedekahkan ke orang yang salah. Oleh karena itu, sedekahpun butuh ilmu dan persiapan. Eh, tapi ilmu saya tentang sedekah jg gak banyak sih. hehe. ‘Modal’ ilmu saya cuma: Allah akan membalas sedekah saya dan terdapat hak orang lain dalam harta yang dititipkan ke saya.

Selain itu, supaya efek sedekah bisa maksimal, tentu sebaiknya ditambah dengan ibadah lainnya. Shalat dhuha yang rutin, shalawat yang rutin, dan berdzikir yang rutin juga, itu yang saya lakukan supaya sedekah saya bisa maksimal. Sedekah saya pun saya lakukan ke lembaga-lembaga yang memang sudah dipercaya untuk mengelola sedekah. Seperti misalnya PPPA milik Yusuf Mansyur atau Rumah Yatim juga yayasan Sabilul Huda supaya bisa lebih tepat sasaran. Ketimbang ke pengemis di lampu merah atau pinggir jalan, saya rasa lebih baik sedekah kita disalurkan ke lembaga-lembaga seperti ini. Ya meskipun gak salah juga sih kalo mau ngasih ke pengemis. InsyaAllah pahalanya akan tetep ada. Tapi sebaiknya kita liat lagi kebermanfaatan sedekah yang kita berikan itu. Kalo sedekah ke lembaga, kita bisa liat perkembangannya dan ada laporan keuangannya. Tapi kalo sedekah ke pengemis, gak jarang kita liat pengemis yang sama di satu tempat, padahal dia sudah mengemis berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tapi kondisi si pengemis sama aja, gitu-gitu aja. Membuat kita bertanya-tanya dong, kemana uang yang mereka terima itu?

Kesimpulannya, janji Allah itu benar, sedekah itu mengayakan, dan jangan khawatir uang yang disedekahkan akan habis. Ditambah segudang manfaat lain dari sedekah, mari kita sedekah!