Select Page

begitu tak terasa, teman…
ketika kemarin kau baru saja tersenyum dihadapanku,
namun kini kau tak kan mampu tersenyum lagi di dunia.

tak jarang kita berbagi cerita bersama,
namun kini yang bisa ku bagi hanyalah doa untukmu.

ketika itu kau bercanda, berteriak senang, pergi bersama teman, membantuku, bersama dia, berdua,,
namun kini…
dirimu sendiri bersama sepi di bawah sana.

adakah hutangku padamu?
pasti banyak salahku padamu,
banyak ku membuatmu kesal.

…..

kau ada dalam ramainya dunia,
kau tertawa saat diri ini tak jelas arah,
kau yang selalu bermimpi akan mempunyai satu toko yang dapat menyembuhkan orang banyak,
kau…..
yang selalu mengajakku makan tongseng……

……………….

astaghfirullah….
masih belum percaya pikiran ini untuk menyadari bahwa kau yang lebih dulu menghadapNya…

…………….

kawan,,,
kembali ku diingatkan hari ini,
dengan sebuah peringatan yang amat…..
seandainya ku boleh berharap tidak ada lagi peringatan semacam itu,
tapi tetap,
pengingat yang bernama kematian itu pasti akan hadir.
di dekat kita,disekitar kita,atau bahkan pada kita..
tak kan ada yang tau kapan, dimana, siapa, knapa…
seberapa muda kita,seberapa bersemangatnya kita, seberapa kuatnya kita,seberapa idealisnya kita,
namun tetap,
tak akan ada yang kekal di dunia ini.
dan uang kita, kepintaran kita, baju kita, nama kita, teman kita, orang tua kita, buku kita, semua kita, APAKAH BERGUNA SAAT KITA TELAH BERADA DI DALAM LIANG KUBUR????

astaghfirullah….

betapa beruntung orang yang selalu senatiasa mengingat kematian..
tak akan dia berbicara yang tidak perlu, karena dia tau bahwa mulutnya akan dimintakan pertanggung jawaban nanti.
tak kan mau dia pergi ke tempat yang tidak perlu,
karena dia tau kakinya kelak akan berbicara.
senantiasa dia akan memelihara wudhunya,
karena dia yakin suatu saat kulitnya akan bersaksi.
terlindung pikirannya dari segala pikiran jahat dan kotor,
tertunduk matanya dari melihat segala yang bukan haknya,
lurusnya dia dalam melakukan segala sesuatu di dunia,,

ah,
betapa jauh diri ini dari mempersiapkan hari esokku nanti..
ntah apakah aku akan menerima catatan amalku dengan tangan kiri atau tangan kanan..
padahal diri ini saja belum mampu menyikapi kehilangan dengan lapang.
anak kecil!

teman,
sebelum ku tak sempat mengucapkannya kepadamu,
maafkanlah aku,
semoga qt dapat selalu menjadi lebih baik setiap harinya,
agar ketika penjemput kita datang,
kita kan menyambutnya dengan senyum..

uhibbukumfillah….