diam
menunggu dengan tenang
melihat susunan batu keras namun terpola
tek bergerak
menikmati angin alam
dan panasnya air bumi ditemani hijau belerang
.
putih
abu-abu
biru
coklat
kuning
biru
.
mengalirkan berjuta kubik air tak pernah henti
menerima segala sampah yang dibuang manusia
mengukir karya alam yang luar biasa tak akan ada manusia mampu berkarya
di ketinggian
di tempat dimana semua bisa dilihat
namun tak akan bisa disapa
kecuali untuk orang yang berani dan tak kenal lelah
.
tak terbuang
tak ada yang sia-sia
marahnya kan menjadi tanah yang kan dapat memakmurkan orang banyak
diamnya kan menjadi gumaman indah dan rasa syukur bagi banyak orang
tangisnya malah akan membuat banyak orang bersyukur karena mereka tak perlu lagi memikirkan sumber air
.
mencintai dengan selalu memberi
tak pernah henti
meski banyak orang tak sehati akan keindahannya
terus berkarya
terus bertumbuh meskipun sedikit
karena cinta memang harus selalu mau untuk memberi meski tak ada yang tau untuk apa pemberian itu
tak apa bila terkotori
tak apa jika tak disapa
memberi makna bagi semua
menemani matahari yang tak beremosi dan bermemori
maka kawah itu menjadi tandem yang tetap memberikan makna dengan tanpa ada rasa sepi
meski hanya ditemani diri sendiri, hijau belerang, dan tanaman berduri yang memagari diri.
dingin.
.
pun ketika ada yang menyapa,
tak jarang mereka hanya menumpahkan kata mereka melalui coretan tak bermakna
memberikan daki kaki ke dalam airnya
membuang sampah sebagai hasil mereka berkegiatan di bawah sana
atau malah asyik termakan nafsu berdua dan sama sekali tak menyapa
.
mana pecinta pahatan alam?
dimana mereka yang sangat tau makna?
kemana perginya orang yang akan menjadi teman di ketinggian, di udara yang bau, dan mau untuk tak takut terluka?
.
kawah itu menunggu
di bawah biru langit, dan dinginnya udara meski matahari selalu menyhapa di ketinggian sana
.