dan semakin terbuka diriku,akan semakin banyak yangmengikuti, dan mengambil semua debu yang berasal dariku.

entah untuk apa, dan entah aku harus merasa senang atau gerah.

terlalu banyak muka tak berkata, masih tak terhitung berapa suara yang tersebar dibelakang. mengikuti, menyebar, memata-matai, dan itu semua entah siapa.

lebih baik seharusnya jika memang mengikuti untuk sebuah kebaikan dan tak perlu banyak tanya yang mengganggu dan basabasibusuk.

seperti ababil yang memonyongkan mulutnya ketika difoto, kau terlihat begitu menjijikan.

atau seperti alay yang membesarkecilkan huruf ketika mengetik, kau membuat mataku sakit.

atau kau terdengar begitu menyebalkan ketika kau bersuara seperti mereka yang baru saja mengenal apa itu cinta monyet.

mungkin kacamatamu perlu lebih diperbesar kacanya agar area pandangmu lebih luas, hingga bisa mencakup dunia.

tidak,tidak..mungkin tidak perlu diperbesar, tapi harus ditanam di dalam matamu, agar kau bisa lebih jelas melihat ke dalam otakmu, ke dalam dirimu, agar kau mempunyai gayamu sendiri tanpa harus mengikuti orang lain. bisakah?

ya,saat kau bilang ‘aku tau semua tentangmu’, maka saat itu juga kau telah membangun tembokmu sendiri dihadapanku. maaf, aku tak ingin berbicara dengan orang yang mengaku sudah mengenal banyak tentang ku, padahal kamu belum pernah sedikitpun berbicara denganku. baru sebatas katanya, kata dia, kata anu, kata embe, kata burung, kata meong, kata kodok. yawda, ngomong aja sama kodok sana, gak usah ngomong sama saya. jadi saya tidak perlu capek-capek mengklarifikasi, konfirmasi, jumpa pers, atau bahkan sampe harus pasang iklan di koran dan tv.

jangan-jangan, nanti bakalan ada pansus duniatri untuk mencari keterangan semua tentang saya. ckckck…

sudah, sudah..

saya muak melihat mulut monyongmu, males melihat foto mukamu yang diambil sendiri dari sudut atas dengan satu jari didepan mulutmu, juga bahasa-bahasamu yang cari perhatian seperti anjing yang sedang menggonggong.

jadi maaf ya kalo saya nyuekin kamu.

:shakehand:

-kamar kosan-