bismillah..
setelah sidang sarjana kemarin, baru sempet nulis lagi..
kali ini, gw blm akan nulis tentang bagaimana pengalaman gw selama hingga sampai bisa sidang jumat kemarin. banyak yang pengen diceritain sebenernya. tapi nanti aja lah ya..
sekarang cuma pengen nulis tentang sesuatu yang lg mengganjal pikiran gw. jodoh.
yaa…tema yang klasik sebenernya.
gw g akan nulis betapa bingungnya gw milih seseorang. atau gw g akan milih betapa galau gw karena ditinggal si bebek, eh, bebeb. g juga tentang betapa menyenangkannya punya seorang kekasih. gw mau nulis faktor lain yang sedikit banyak menentukan masalah perjodohan ini. orang tua.
orang tua, orang yang melahirkan kita, merawat kita, membesarkan kita, memberi makan kita hingga kita besar dan akhirnya mampu untuk berpikir dan belajar banyak. tentu orang tua akan menjadi sangat spesial buat kita. kita akan melakukan segalanya, asal masih dalam batas hukum agama, untuk menyenangkan otang tua kita. kita tidak ingin membuat orang tua kita menangis sedih. kita tidak ingin membuat orang tua kita kecewa.
karena faktor-faktor yang saya sebutkan itu, tentu kita ingin menjadi yang terbaik menurut orang tua kita. kita belajar agar mendapat nilai yang baik di sekolah. meneruskan pendidikan hingga pendidikan tinggi dan lilis kuliah. bekerja dan mendapatkan penghasilan yang juga nantinya kemungkinan besar akan kita berikan untuk orang tua sebagai ‘balas budi’ kepada mereka. meski kita tau kita tak akan pernah bisa membalas segala bentuk kasih sayang, perhatian, dan kebaikan mereka ke kita, anak-anaknya.
faktor ‘menjadi anak baik’ tentu bukan hanya dari ukuran dunia saja. ukuran akhirat pun harus dimasukkan. saya beragama Islam. maka saya akan menjadi anak yang baik menurut agama Islam. agama lain pun juga pasti mengatur bagaimana menjadi anak yang baik bagi kedua orang tua. di Islam, diberitahukan bahwa sebaik-baik anak adalah menjadi anak yang shalih, menjadi anak yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. menjadi orang yang shalih dijabarkan lebih ditail dan jelas lagi dalam Islam. banyak indikator dan caranya. saya g akan membahasnya disini.
nah, apa hubungannya sama jodoh, orang tua, dan anak yang shalih?
saya, anda, siapapun, ketika menikah itu berarti kita akan menjadikan seseorang yang ‘asing’ menjadi ‘anak’ dari orang tua kita. ya, tentu bukan anak dalam arti harfiah. tapi anak secara tidak langsung. ketika orang asing itu menjadi anak bagi orang tua kita, maka tentu kriteria anak yang shalih pun harus ada padanya. agar orang tua kita senang, agar orang tua kita bahagia di dunia dan akhirat. Rasul saw. memberikan kriteria khusus bagaimana kita memilih pasangan hidup kita. lihat dari hartanya, penampilannya, keturunannya, dan agamanya. pilih yang agamanya paling bagus, maka insyaAllah kita akan mendapatkan ketiganya.
harta tentu akan sangat memudahkan segala urusan kita di dunia. penampilan juga tentu akan sangat menyenangkan hati jika dilihat. keturunan yang baik pun insyaAllah akan memberikan kenyamanan dalam hidup (dalam hal riwayat kesehatan). tapi semua itu hanya bersifat sementara. dengan mudah Allah akan membalikkan ketiga hal itu, dari yang berlimpah menjadi tidak ada. dari yang segar bugar, menjadi lemah tidak berdaya. karena itu Rasul saw menyebutkan, pilih lah yang agamnya paling bagus. karena, menurut pemahaman saya sendiri, pemahaman agama yang bagus akan tetap berada dalam hati dan pikiran. terpancar, terlihat dalam kehidupan sehari-hari, bagaimanapun kondisinya. insyaAllah akan tetap begitu. memang bisa saja pemahaman agama pun menjadi melemah, atau bahkan tergadaikan. tapi kemungkinan itu kecil bisa terjadi jika memang seseorang tetap memupuk nilai-nilai keislamannya. bukan hanya memupuk, tapi juga memberikan air, bertumbuh, berkembang, dan menyebarkan kebaikan dari Islam itu sendiri.
mengapa dengan memilih seseorang yang agamanya baik, kita bisa mendapatkan ketiga hal tadi(harta, penampilan, dan keturunan)?
pertama, Allah menjanjikan bahwa setiap harta yang kita gunakan di jalan Allah, maka Allah akan membalas berlipat dari apa yang sudah kita keluarkan. seorang muslim punya kewajiban yang berhubungan dengan harta. zakat. selain itu, infak dan sedekah juga sunnah yang sangat dianjurkan ketika seorang muslim memiliki harta. semua harta yang kita keluarkan di jalan Allah, dengan seizin-Nya akan dibalas dengan berlipat, bahkan hingga 700 kali lipat. silahkan anda menggunakannya untuk apa, selama masih berada di jalan Allah. juga, silahkan anda berharap untuk mengharapkan imbalan atau tidak untuk dibalas oleh Allah. yang terpenting adalah, anda meyakini janji Allah, bahwa Dia akan membalas setiap harta yang anda keluarkan di jalan-Nya dengan berlipat. meyakini itu akan menunjukkan bahwa anda juga beriman kepada Allah. jadi, akan ada suatu ‘kekayaan’ lebih yang telah Allah siapkan untuk kita yang tidak ragu untuk mengeluarkan harta di jalan Allah. seseorang yang memiliki harta namun tidak dikeluarkan di jalan Allah, hanya disimpan di bank, mengharapkan bunga deposito, tentu akan sangat berbeda keberkahannya jika dibandingkan dengan orang yang dengan senang hati mengeluarkan hartanya untuk memberi makan fakir miskin, mengasuh anak yatim piatu, dan semua hal yang berhubungan dengan apa yang diperintahkan Allah. tidak akan berkurang harta orang yang dikeluarkan di jalan Allah.
kedua, perhiasa yang paling baik menurut Islam adalah dengan berwudhu. ucapan yang indah akan keluar dari orang-orang yang sering membacakan ayat-ayat suci Al Qur’an dan berdzikir. mata yang paling indah adalah mata orang yang kerap kali membaca Al Qur’an. kulit dan rambut yang tertutup rapat oleh pakaian panjang dan jilbab tentu akan berbeda keadaannya dengan kulit yang sering terpapar matahari. telinga akan menjadi lebih indah bukan dengan menunjukkan anting berlian yang digantungkan di telinga, tapi telinga yang sering mendengarkan ayat-ayat-Nya.jadi sudah jelas, dengan bagusnya agama seseorang, insyaAllah penampilannya juga akan baik. akan ada pancaran kebaikan yang keluar dari fisiknya. anda tentu pernah merasakan perasaan yang berbeda jika berada di dekat orang yang shalih. anda akan merasa tenang dan nyaman. akan jauh berbeda jika anda berada di sebelah seorang penjahat. deg-degan, was-was, merasa tidak nyaman, dan selalu waspada.
ketiga, salah satu contoh paling real adalah Rasul saw. beliau hanya sakit sekali seumur hidupnya. juga, pernah anda mendengar bagaimana bentuk kristal dari air yang selalu diperdengarkan kata-kata yang baik? lebih indah, kan? pasti efek yang sama juga akan terjadi pada air yang dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an. selain itu, telah banyak penelitian yang menunjukkan efek, baik secara psikologis atau fisiologis, dari shalat dan orang-orang yang lebih sering beribadah jika dibandingkan dengan yang lainnya.
kembali kepada pertanyaan di atas, apa hubungannya antara jodoh, orang tua, dan anak yang shalih? jika saya simpulkan sendiri sudah menjadi sunnah Rasul saw. bahwa kita, umat muslim, akan menikah. menikah ini berarti, selain menghalalkan hubungan antar non-muhrim, juga berarti kita akan membawa satu orang asing ke dalam keluarga kita, untuk menjadi ‘anak’ bagi orang tua kita. sudah tentu, baik kita atau orang yang akan kita pilih menjadi pasangan hidup kita, harus orang yang shalih. agar bukan hanya kita yang bahagia, tapi juga orang tua kita bahagia. itu kan yang kita inginkan? membuat orang tua kita bahagia.
jadi, sudah siapkah anda, entah sebagai orang yang mencari atau dicari, untuk menjadi anak yang baik dan shalih agar orang tua kita bahagia?