Select Page

bismillah..

mari kita mulai dengan the pinky and the brain.

tthe pinky and the brain

pada tau kan film kartun the pinky and the brain? kalo lo adalah seseorang yang sempet berpakaian SMP di tahun 90-an, pasti pernah denger kartun ini.

ini adalah film kartun yang menceritakan dua ekor tikus lab putih, pinky dan brain, yang mencoba untuk menguasai dunia. tikus? menguasai dunia? bisa dong. apa lagi si brain itu pinter banget. rencana-rencananya ciamik semua untuk menguasai dunia. ditambah obsesi dia yang teramat sangat besar, dia yakin kalo suatu saat dia akan bisa menguasai dunia. lagipula inikan cuma film kartun. jadi apa aja pasti mungkin deh.

sayangnya, partner satu kandangnya sekaligus partner untuk menguasai dunia, si pinky, adalah tikus yang polos+belom pinter dan bodoh deh. sangat bertolak belakang sama si brain yang pinter. gw gak tau kenapa si brain setia banget sama si pinky dan tetep menjadikan pinky sebagai partner in crime-nya untuk menguasai dunia.

sambungin ke yang laen ah.. the pinky and the brain itu secara random muncul karena tweet temen gw @andranita yg memancing gw untuk mengenang masa-masa SMP gw saat nonton acara kartun ini. hehehe

sebenernya gw mw ngomongin tentang memilih pasangan hidup.

cieeeh… uga ngomongin pasangan hiduuup….

heh!
udah deh, gak usah ngeledek. mau serius nih.

beberapa hari yang lalu, ada seorang temen SMA gw yang nanya ke gw: “apa sih yang diliat seorang cowok dari seorang cewek untuk dijadikan pasangan hidupnya? apa boobs-nya? kalo iya, gw rela deh buat implant.”

nganga lah gw ngedenger dia ngomong gitu.

terus gw bilang gini: “gak lah! semua itu gak semua tentang fisik!”

dan dia langsung menimpali: “ah, ayolah, kalian kan mahluk visual…”

daaan…berlanjutlah pembicaraan kita tentang memilih pasangan hidup. seperti apa, yang kayak gimana, dan segala hal lainnya.

okey, itu satu cerita. dan cerita temen gw itu jd biking gw mengawang-awang berpikir: emang secara general, kriteria apa sih yang harus diliat untuk memilih seorang pasangan hidup?

berbipikir begini lah gw:
manusia itu gak akan ada yang sama antara satu dengan lainnya. si kembar vina dan vani pun pasti beda, walo katanya mereka itu adalah seharusnya pinang yang dibelah dua dan udah pake citra. bedanya itu juga bukan cuma dari fisik aja, tapi juga dari pemikiran. si cecep dengan rambut berdiri ala po dari teletubies, pasti akan berbeda pemikirannya dari anak tetangga. yang tetanggaan aja beda, gimana yang beda pulau? beda negara?

tiap manusia itu unik. itu pasti.

terus, yang namanya manusia itu pasti punya yang namanya kelebihan dan kekurangan. ada stephen hawking, manusia terpintar di bumi yang masih hidup sampe sekarang, tapi dia hidup di atas kursi roda, lengkap dengan peralatan penunjang hidupnya. ada juga kuli bangunan yang kuat fisiknya+bisa mondarmandir kesana kemari pake kakinya, tapi kadang untuk makan buat energi hidup aja dia susah.

manusia itu gak ada yang full sempurna. gak ada juga yang full gak sempurna.

ohya, selain unik secara pemikiran, manusia juga unik secara perasaan. manusia rasa punya hati. jangan samakan dengan pisau belati. eh, jadi nyanyi.
iya, manusia punya hati. bukan hati organ tubuh. tapi ‘hati’. hati itu… dulu pas gw masih kecil, dan sampe sekarang jg sih, menganggap hati itu adalah sesuatu yang bisa kita ajak bicara. privately. gak akan ada orang laen yang tau. karena pembicaraan itu ya cuma terjadi di ‘hati’ lo. atau gw jg pernah menganggap ‘hati’ adalah nyawa. ‘hati’ gak ada, maka kita cuma tubuh yang gak bisa ngapa-ngapain, karena gak ada yang merintah. gak ada keinginan. gak ada hidup. ‘hati’ itu sepenuhnya hak kita. kita yang memelihara dan menumbuhkembangkan. terserah kita mau dijadiin kayak gimana ‘hati’ ini. tubuh adalah penampilan fisik dari ‘hati’. karena apa yang diinginkan dari ‘hati’, pasti akan dikerjakan oleh tubuh secara fisik. karena itu, ‘hati’ harus dijaga dengan hati-hati. gw yakin ‘hati’ akan mengambil peran terbesar dalam akhir kehidupan kita nanti, surga atau neraka. iya, pikiran yang dilakukan oleh otak-pun gw anggap dikendalikan oleh ‘hati’.

setiap manusia punya ‘hati’.

jadi, gw berkesimpulan begini:
pasangan sehidup semati itu berarti…
‘hati’nya udah kayak bisa ngomong dengan ‘hati’ pasangannya. pembicaraan ini terwujudkan dari cara berpikir masing-masing yang udah nyambung. meski kadang gak selalu sama, tapi saling mendukung akan pemikiran pasangannya. pemikiran ini akan membuat tubuh bergerak, menciptakan kekurangan dan kelebihan yang sudah bisa diterima oleh pasangan lo. kelebihan akan membuat satu sama lain lebih berdaya. kekurangn yang dimiliki, pasangan lo akan menutupi kekurangan lo, begitu juga sebaliknya.

ribet juga ya.
iya nih.

yawda, simpelnya dan umumnya, untuk mencari pasangan hidup lo, tanya aja ‘hati’ lo. is he/she is the one? trus, kalo lo udah nanya ‘hati’ lo dan kira-kira jawabannya: “ini nih yang yoih!”, etapi ternyata gak jodoh sama si doi, ya…. keep looking the other one. hehe. beruntung lo bro, kalo ternyata ‘hati’ lo udah bilang iya, tapi ternyata gak jodoh. kenapa beruntung? ya itu berarti dia bukan yang terbaik buat lo. itu juga berarti, ADA YANG LEBIH BAIK BUAT LO UNTUK JADI JODOH SEHIDUP SEMATI LO. eh, sori caps lock kepencet.

yang jelas, jangan sampe nyesel kalo udah milih. tuh liat si brain yang gak nyesel milih si pinky, walo rencana untuk menguasai dunia hampir selalu tergagalkan sama si pinky. mereka tetep mencoba dan akur. so sweet, yah? :’)